Abduction (2011) Review

10/05/2011 01:03:00 AM

Berkat perannya sebagai werewolf dalam Twilight saga, Taylor Lautner kini digandrungi jutaan remaja perempuan (dan sebagian pria) di seluruh dunia. Meski memiliki performa akting yang pas - pasan, ia dibanjiri banyak sekali tawaran untuk bermain  film para produser. Alasan utamanya, tentu saja untuk memanfaatkan popularitas Taylor Lautner. Lawan mainnya, Robert Pattinson telah melakukannya lebih dahulu. Dan seperti yang kita ketahui, di luar Water for Elephants, film - film yang dibintanginya tidak mampu mencetak angka pendapatan yang memuaskan ataupun memperoleh pujian dari kritikus. Apakah hal tersebut juga terjadi terhadap film ini?


Unfortunately, yes. 
Abduction adalah film action - thriller yang buruk dan bisa dibilang hanya memanfaatkan popularitas para bintang utamanya ataupun aktor - aktris pendukungnya, mulai dari Taylor Lautner, Alfred Molina (Spiderman 2, The Da Vinci Code), Sigourney Weaver (Alien saga), Maria Bello, Jason Isaacs (ayah Malfoy), Michael Nyqvist (The Girl with the Dragon Tattoo Swedish Version), hingga putri Phil Collins, Lily Collins juga ikut terlibat. Menurut saya tingkat kekacauan film Abduction kurang lebih serupa dengan The Tourist-nya Johnny Depp dan Angelina Jolie. Jelek tapi masih bisa dinikmati dan cukup menghibur. Hanya saja, Abduction setingkat lebih buruk karena apabila Johnny Depp dan Angelina Jolie bisa berakting dengan bagus, maka performa Taylor Lautner justru malah menurunkan derajat film ini.


Abduction dibuka dengan adegan para remaja yang sedang berpesta pora, tentunya lebih 'sopan' daripada American Pie ataupun horror-slasher kebanyakan. Kita kemudian diperkenalkan pada si tokoh utama, Nathan (Taylor Lautner) yang kaya - raya, ceria dan nakal; lalu Karen (Lily Collins) seorang cewek yang ditaksir Nathan sekaligus tetangga Nathan. 
Suatu hari, Nathan diberi tugas Sosiologi oleh guru SMA-nya dan secara kebetulan ia dipasangkan sekelompok dengan Karen. Kebetulan lagi, tugas tersebut adalah menulis essay mengenai masalah anak - anak yang hilang. Ketika mereka bekerja kelompok bersama, Karen menemukan sebuah situs anak - anak hilang dan ia mendapati sebuah foto anak kecil yang mirip dengan Nathan. Shock dan tidak terima bahwa dirinya bukan anak ibu bapaknya, Nathan kemudian mengadakan penyelidikan mulai dari melihat foto - foto masa kecilnya. 
Malam harinya, secara mengejutkan datang dua orang agen yang sukses membunuh kedua orang tua Nathan dan menghancurkan rumah tempat tinggalnya. Dan dimulailah aksi kejar - kejaran antara Nathan dengan agen - agen CIA sambil menguak jati diri sebenarnya.


Kalau boleh jujur.. premise film ini cukup menarik dan memiliki peluang besar untuk menjadi Bourne versi remaja, seperti yang digembor - gemborkan sebelum film Abduction dirilis. Sayangnya, naskah garapan Shawn Christensen ini sangat buruk dan kacau berantakan dengan plot hole yang bertebaran di sana - sini. Cukup mengherankan naskah yang buruk ini dihargai US$1 million oleh Lionsgate. Alur ceritanya sungguh  membingungkan karena kurangnya penjelasan yang baik. Dan ketika para penonton mengharapkan twist di bagian akhir yang bisa menjawab pertanyaan - pertanyaan yang menghantui mereka, Shawn malah menutupnya dengan ending yang sangat biasa dan terkesan menggampangkan. Tidak berhenti sampai di sini, Shawn juga tidak mengerti bagaimana menghadirkan aura misterius yang seharusnya dimiliki oleh film tipikal seperti ini. Teka - teki dan petunjuk yang ada justru terkesan bodoh dan aneh.


Lucunya lagi, John Singleton memvisualisasikan naskah tersebut mentah - mentah. Ntah karena dia putus asa atau tidak diperbolehkan berimprovisasi, namun kita bisa melihat dengan jelas bahwa film ini digarap dengan asal - asalan, padahal John Singleton adalah sutradara yang berpengalaman. Uniknya, mata saya terus terpaku ke layar berkat tensi ketegangan yang dihadirkan sepanjang film, sedangkan di sisi lain saya menghina berbagai ketololan yang ada di film ini. Well, John Singleton layak mendapat Oscar atas kehebatannya mencampur aduk perasaan positif dan negatif dengan baik. lol :D
Sementara itu, adegan aksi yang dihadirkan, walau minim ledakan, cukup menghibur dan menegangkan berkat koreografinya yang oke punya.



Sedangkan segi aktingnya... well.. sudah bisa ditebak, Taylor Lautner tidak bisa berakting, namun menurut saya tidak sampai seburuk seperti yang dikatakan para kritikus. Ketika ia memerankan Nathan dalam kondisi "normal" (bercakap - cakap, bertarung, dsb), menurut saya sebenarnya sudah termasuk standard. Namun ketika ia dituntut untuk berekspresi ataupun terlibat dalam adegan emosional, Taylor sama sekali tidak bisa melakukannya. Saya hanya mendengar desahan orang menangis atau marah darinya, sedangkan ekspresi wajahnya tidak berubah walau sudah dibantu dengan kekuatan make - up. Lalu Lily Collins yang memerankan Karen juga biasa - biasa saja dan tipikal cewek pemanis yang tidak berdaya. Sisanya, aktor - aktris senior yang ikut nimbrung hanya menghadirkan performa standard yang begitu - begitu saja, mengingat peran mereka juga sedikit.


Overall, Abduction adalah film yang buruk namun masih bisa dinikmati dan menghibur. Bahkan menurut saya film ini tidak layak memperoleh rating yang lebih rendah daripada The Last Airbender ataupun Dragonball Evolution. Meski demikian, film ini tidak terlalu saya rekomendasikan untuk disaksikan di bioskop, kecuali jika anda adalah seorang penggemar berat Taylor Lautner, anda akan mendapatkan 'fan service' yang memuaskan. Sedangkan untuk cowok yang terpaksa menemani ceweknya menonton film ini, jangan khawatir, karena Abduction tidak se-painful dan se-membosankan Twilight Saga.



VERDICT : Skip dan tonton di DVD. 

You Might Also Like

3 comments

  1. Hehe, bisa tukeran link blogroll? thx ya.. saya sudah tambahkan..

    ReplyDelete
  2. Hohoho, banyak banget yang bilang kalo film ini jelek. Sayang banget karena premisnya oke. Mungkin seandainya dieksuksi oleh direktur lain bakal lebih oke.

    "Cukup mengherankan naskah yang buruk ini dihargai US$1 million oleh Lionsgate."
    1M? Serius? Jadi pengen....

    ReplyDelete
  3. Iya serius bro. dibeli 1 juta dollar. Gw baca di cinemags atau di web mana gitu lupa. hahaha.

    @cinejour : sudah gw pasang bro linknya. salam kenal ya. hehehe

    ReplyDelete

Just do it.