HOTEL TRANSYLVANIA (2012) : 3D REVIEW

11/30/2012 12:43:00 PM



Apakah Hotel Transylvania layak disaksikan di layar bioskop dalam format 3D? Post ini akan membantu anda untuk mengambil keputusan!

----------------------------------------------------------------------------------------------------------


Cinema : Ciputra World XXI, Studio 3 (November 24, 2012)
3D Technology : Dolby Digital 3D.

Shot in 3D : yes.
Seluruh film animasi (high profile) terbaru sudah direncanakan untuk dirilis dalam format 3D sejak tahap awal produksinya.

Brightness : 3.5/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop, sehingga gambar di layar akan menjadi lebih gelap. 
90% adegan dalam film Hotel Transylvania mengambil setting di malam hari. Untung saja Sony memberi perhatian lebih terhadap level brightness film ini. Beberapa adegan terasa agak murky, namun dengan sedikit penyesuaian, tingkat kecerahannya dapat dikatakan watchable dan cukup baik.

Depth : 3/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan - adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.
Tidak ada yang istimewa dengan efek depth Hotel Transylvania. Efeknya jelas paling terasa pada adegan yang difilmkan secara long shot ataupun yang memiliki banyak layer (seperti anak tangga yang dishot dari atas). Sayangnya, sang sutradara kurang berusaha untuk menghadirkan adegan-adegan yang sanggup tampil spesial dan memanfaatkan efek depth-nya dengan baik. 

Pop Out : 2.5/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Dan biasanya efek pop - out-lah yang dinanti - nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar keluar layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang - gampang susah. Dibuat berlebihan, akan menimbulkan gimmick dan membuat film tersebut tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.
Film animasi seharusnya dapat memanfaatkan efek pop-out ini tanpa harus terasa gimmick. Hotel Transylvania lagi-lagi memberi sesuatu yang standard untuk efek pop out ini, seperti asap dan cipratan air.

Health : 4/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. Sebagai pecinta film dan 3D enthusiast, saya sangat bersyukur tidak dianugrahi "bakat" tersebut. 
Butuh sedikit waktu untuk beradaptasi dengan level brightness-nya.

Worth It? Yes.
Seperti biasa, karena harga tiket 3D di (hampir) seluruh XXI itu sama, tidak ada salahnya untuk menyaksikan film ini dalam format 3D.
Mungkin pertanyaannya sekarang adalah kalau saya kehabisan tiket 3D, apakah nonton versi 2Dnya tidak apa - apa? Untuk kasus Hotel Transylvania, sepertinya tidak terlalu bermasalah :)


PLEASE CLICK THAT ---> MOVIE REVIEW





You Might Also Like

0 comments

Just do it.