RIDDICK (2013) REVIEW : RIDDICK IS BACK TO BASICS

9/08/2013 03:07:00 PM



2013 / Universal Pictures / US / David Twohy / 119 Minutes / 2.39:1 / R



Vin Diesel memang dikenal dunia lewat sosok Dominic Toretto di franchise Fast and Furious milik Universal. Tetapi, jauh sebelum itu, Vin Diesel sebenarnya telah angkat nama terlebih dahulu lewat perannya sebagai Riddick di film Pitch Black (2000) yang dilanjutkan dengan sequelnya The Chronicles of Riddick (2004). Franchise Riddick memang sempat mengalami pasang-surut. Kedua filmnya tidak pernah menembus angka $100 juta di tangga Box Office Amerika (bahkan film keduanya rugi besar karena tidak dapat menutup biaya produksinya yang mencapai $110 juta), namun berhasil mencapai popularitas yang luar biasa ketika dirilis di home video sampai kemudian kisahnya dilanjutkan dalam bentuk graphic novel dan video games. 


Akibat desakan dari para fans loyal Riddick--yang semakin hari semakin banyak, dan juga karena kemampuan Vin Diesel sebagai bankable actor sudah terbukti dengan angka $600 juta dan $700 juta di box office dunia yang didapat dari dua film terakhirnya, Fast Five dan Furious 6; Universal akhirnya memberi lampu hijau untuk proses produksi film ketiga dari franchise Pitch Black yang berjudul kelewat singkat dan uninspired, Riddick, nyaris sembilan tahun paska jengukan terakhirnya di bioskop

Demi meminimalisir resikonya di tangga box office (ingat John Carter yang juga menggunakan nama karakter di judulnya?), Riddick dibuat dengan budget mini (hanya $36 juta) dan menggunakan formula cerita yang sama seperti yang digunakan oleh Pitch Black, di mana sekelompok manusia berusaha bertahan hidup di tengah serbuan para alien di planet asing. Penggunaan formula back-to-basics tersebut memang disengaja karena Riddick sejak awal memang diancang-ancang sebagai sebuah film semi-reboot / re-introduction, mengingat tidak banyak penonton casual yang mengetahui kedua film sebelumnya. Pihak Universal juga kembali mempercayakan proyek ini kepada David Twohy, sutradara sekaligus penulis naskah kedua film sebelumnya, untuk mengomandani film ketiga dari franchise yang diadaptasi dari naskah Alien 3-nya yang ditolak oleh 20th Century Fox. 



Old-fashioned Sci-fi Thriller

Melanjutkan cerita dari film keduanya, Riddick (Vin Diesel) yang telah menjadi Raja para kaum Necromonger, berusaha menepati janjinya untuk menyelamatkan planet tempat kelahirannya, Furya. Sayangnya, Lord Vaako (Karl Urban), jenderal Necromonger, mengutus anak buahnya untuk membuang Riddick di planet gersang yang dihuni oleh ribuan makhluk buas. Tidak hanya itu, statusnya yang masih sebagai buronan kelas kakap membuat sejumlah bounty hunter ikut memburunya di planet tersebut.

Film Riddick dibagi menjadi tiga segmen yang memiliki tone dan eksekusi berbeda-beda. Pada segmen pertama, film ini berkisah tentang perjuangan Riddick untuk survive dan mempelajari setiap pelosok planet asing tersebut dengan eksekusi yang minimalis dan berkelas. Untuk lebih mudahnya, anda bisa bayangkan film Cast Away dengan tambahan Alien di dalamnya. Segmen pertama ini, menurut saya adalah bagian yang paling menarik dan terbaik dari Riddick. Sedangkan segmen kedua dan ketiganya diisi dengan adegan-adegan yang sudah kita lihat di dalam trailernya, yakni perjuangan Riddick dan para bounty hunter untuk kabur dari planet tersebut.


Meski terlihat sangat menarik, eksekusi akhir Riddick justru kelewat mirip dengan Pitch Black, dan mungkin juga film Alien-nya Ridley Scott, yang pada akhirnya membagi  penonton menjadi empat kubu. Kubu pertama adalah penonton yang puas dengan Riddick karena film ini sukses menghadirkan unsur thrill dan non-stop gorefest yang solid, yang tentunya sudah jarang behasil dipresentasikan dengan baik di film-film sci-fi sekarang ini. Penonton dan fans baru seperti inilah yang diharapkan oleh pihak Universal, secara Riddick adalah film semi-reboot. Kubu kedua adalah para fans yang menyukai film ketiga Riddick karena ia back-to-basics dengan tone yang serupa dengan Pitch Black. Sebagian besar dari kubu kedua adalah mereka-mereka yang tidak menyukai perubahan drastis dalam The Chronicles of Riddick yang mendadak banting setir dari genre horror / sci-fi menjadi film action dan menghilangkan semua unsur gore di dalamnya. Kubu ketiga adalah para fans (atau penonton yang sudah melihat kedua film sebelumnya) yang kecewa terhadap Riddick karena alur ceritanya yang cenderung bergerak di tempat dan terlalu mirip dengan Pitch Black. Sedangkan kubu keempat adalah, penonton yang mengalami perasaan campur-aduk dari ketiga kubu di atas. 

Tetapi di luar itu semua, Riddick tetap merupakan film action sci-fi yang menyenangkan untuk ditonton. Vin Diesel kembali berhasil menghidupkan sosok antihero berkacamata speedo ini dan membawanya ke tingkat yang lebih deadly, pribadi yang lebih kompleks dan lebih realistis dibanding dua film sebelumnya. Supporting character-nya juga tak kalah menarik--meski sebagian besar dari mereka cenderung mirip dengan penggambaran para mercenaries dan bounty hunter di film-film kelas B kebanyakan, lengkap dengan selipan-selipan dark humor khas yang berhasil memancing tawa penonton.

David Twohy juga tak lupa menyelipkan banyak easter eggs, nostalgia, dan benang merah yang menghubungkan Riddick dengan event-event penting dalam film Pitch Black dan The Chronicles of Riddick, which are a big plus for fans. Tetapi para penonton yang masih baru mengenal franchise ini saya rasa tidak akan terlalu kebingungan untuk mengikutinya, meski mereka harus menonton kedua film sebelumnya untuk lebih memahami universe dan karakter Riddick.


Overall, di luar beberapa bagian yang cliche dan perkembangan cerita yang sedikit mengecewakan, Riddick tetap merupakan sci-fi thriller yang cukup berhasil memuaskan para long-time fans dan juga para penonton kasual yang baru pertama kali mengenal Riddick dengan beragam adegan aksi stylish over-the-top dan efek CGI-nya yang termasuk sangat mulus untuk ukuran film berbudget $36 juta. Riddick won’t blow your mind, but he’ll surely entertain you from start to finish!


Rating : 
Length : 870 Words
Follow me on Twitter : @Elbert_Reyner






You Might Also Like

3 comments

  1. nice review masbro!
    artinya sebelum nonton yg ini harus nonton dulu 2 film sebelumnya ya.

    ReplyDelete
  2. saya punya filmnya gan ,
    dengan kualitas Bluray 720P & Subtitle Indonesai :
    http://www.zeromovi3.us/2013/12/RiddickRetailBluray720P2013zeromovi3.html

    ReplyDelete
  3. Kurang puas sama alurnya, mirip banget ama Pitch Black,,malah yg sekarang agak2 datar dan kurang berkembang karakternya. Kayaknya masih bakalan lanjut ke Riddick 4 ya?

    ReplyDelete

Just do it.