THE LEGO MOVIE : 3D REVIEW

2/17/2014 12:50:00 PM


Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat, meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang yang ada hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? 
Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cinema : Galaxy XXI, Studio 1 (February 9th, 2014)

Tiap bioskop memiliki teknisi dan kualitas studio yang berbeda-beda sehingga pengalaman menonton saya kemungkinan juga akan berbeda dengan anda apabila anda menyaksikannya di bioskop lain. Saya juga sengaja mencantumkan tanggal saya menyaksikan film tersebut karena terkadang beragam bentuk perbaikan (upgrade software, firmware, pengaturan ulang, kalibrasi, dsb) juga bisa terjadi 1-2 hari setelah film tersebut tayang perdana di bioskop.

3D Technology : Dolby Digital 3D

Dolby Digital 3D adalah teknologi 3D yang digunakan oleh Cinema 21. Sedangkan Blitzmegaplex menggunakan teknologi Real-D 3D di bioskop jaringannya. Keduanya adalah teknologi 3D yang berbeda sehingga otomatis pengalaman menonton kemungkinan besar juga berbeda.

Shot in 3D : YES

Semua film animasi modern selalu dirilis dalam format 3D.


Brightness : 4/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop, sehingga gambar di layar akan menjadi lebih gelap. 
Agak tidak biasa untuk sebuah film animasi, tetapi The Lego Movie memiliki tingkat brightness yang kurang memuaskan terutama untuk scene di dalam gedung atau pada malam hari. 

Depth : 5/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan - adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.

Dengan tata animasi yang mutakhir dan pengambilan angle yang luar biasa, efek depth dalam The Lego Movie berhasil membuat penontonnya merasa sedang bermain-main di wahana Lego Land paling spektakuler di dunia. 

Pop Out : 3.5/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Dan biasanya efek pop - out-lah yang dinanti - nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar keluar layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang - gampang susah. Dibuat berlebihan, akan menimbulkan gimmick dan membuat film tersebut tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.

The Lego Movie, surprisingly, menyuguhkan banyak adegan aksi spektakuler di sepanjang filmnya, mulai dari tembakan laser, bongkahan-bongkahan Lego yang hancur, semua berhasil memanfaatkan efek pop-out dengan baik dan memberi pengalaman menonton yang sangat asyik. 

Health : 4.5/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. Sebagai pecinta film dan 3D enthusiast, saya sangat bersyukur tidak dianugrahi "bakat" tersebut. 

Di luar tata brightness-nya yang bermasalah, semua adegan ditata sedemikian rupa untuk tidak membuat perut anda mulas.

Worth It? 
EVERYTHING IS AWESOME!





You Might Also Like

2 comments

  1. lagi2 di Medan tidak ada tayang yg format 3D....really frustated, byk film yg 3d nya bagus malahan tdk nongol di cineplex medan, yg 3d nya abal2 malah nongol....:(

    ReplyDelete
  2. @m1lk : Sabar ya bro. Surabaya juga sering ga kebagian untuk film-film animasi. 3D abal-abal itu biasanya di film pilihan rakyat soale. hahahaaha

    ReplyDelete

Just do it.